DEMAK-  Dalam rangka mensosialisasikan gempur rokok ilegal dan menyambut Hari Sumpah Pemuda, dinkominfo menyelenggarakan serangkaian acara yakni pagelaran wayang kulit dan sendra tari. Diseminasi informasi melalui gelar seni budaya ini juga dimaksudkan nguri-nguri kebudayaan dan membangun sinergitas antara Pemerintah dan pegiat seni di Kabupaten Demak. 

Kegiatan  Sosialisasi ketentuan dibidang Cukai ini diselenggarakan dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau ( DBHCHT) yang dapat disaksiikan secara virtual melalui chanel youtube Dinominfo Demak yang berlangsung dari Panggung Kesenian Dinas Pariwisata Tembiring. Hal tersebut disampaikan Kadinkominfo Endah Cahyarini saat di temui di kantornya. Jum’at, (29/10/21)

“Untuk pagelaran wayang kulit sudah dilaksanakan pada hari Rabu sedangkan untuk pagelaran sendra tari itu hari Kamis, ini salah satu upaya untuk nguri-nguri kebudayaan. Karena nguri-nguri kebudayaan merupakan bagian yang sangat penting bagi kehidupan kita,” Kata Endah.

“Saya sedikit menyitir ajaran Tri Sakti dari Bung Karno yaitu mandiri secara poliik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian secara budaya. Secara budaya ini mengartikan bahwa bagaimana jati diri itu dibangun dengan mengedepankan seni budaya yang menjadi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia secara lebih utuh. Sehingga itu akan membuat kita lebih memiliki cita rasa dan karsa.” Terangnya.

Sementara Ketua Panitia Agus Pramono mengatakan, acara tersebut merupakan tugas Dinkominfo dengan membentuk Kelompok Informasi Masyarakat (KIM). Dalam tim tersebut, lanjutnya, terdapat adanya Forum Komunikasi Media Tradisional (FK-Metra) serta Kelompok Informasi Masyarakat yang berkaitan dengan ekonomi produktif.

“Untuk FK-Metra sering sekali tidak mendapatkan APBD, namun pada tahun ini kami mengadakan FK-Metra dengan anggaran DBHCHT. Yang tugas pokok disana kita diminta untuk melakukan sosialisasi ajakan tidak mengkonsumsi rokok illegal.” Kata Agus.

“Jadi pesan terakait sosialisasi gempur rokok illegal diselipkan di tengah-tengah acara seperti saat Punokawan muncul, kemudian saat sendratari di saat narasi. Dari ceritanya itu diselipkan pesan supaya tidak mengkonsumsi rokok illegal dan fungsi utamanya adalah penyebarluasan informasi forum Komunikasi Media Tradisional.” Ungkapnya.

Lebih lanjut, Agus menambahkan untuk tahun depan akan di adakan kegiatan serupa melalui forum komunikasi tradisioal ini. (Kominfo/Ist/Put).