Angka Kematian Ibu Menurun, Namun Kematian Bayi di Demak Masih Tinggi dan Didominasi Neonatal

Demak - Dinas Kesehatan Kabupaten Demak mencatat bahwa angka kematian ibu (AKI) di wilayahnya mengalami penurunan signifikan dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2023 tercatat sebanyak 12 kasus kematian ibu, kemudian turun menjadi 8 kasus di tahun 2024. Hingga pertengahan tahun 2025 (Juli), jumlah kematian ibu tercatat hanya 4 kasus. Penurunan ini menunjukkan bahwa angka kematian ibu di Kabupaten Demak saat ini terkendali dan menunjukkan tren yang membaik.
Namun demikian, perhatian besar masih perlu diberikan terhadap angka kematian bayi (AKB) yang justru mengalami peningkatan. Tahun 2023 tercatat sebanyak 92 kasus kematian bayi. Angka ini naik menjadi 123 kasus pada tahun 2024. Hingga bulan Juli 2025, sudah ada 60 kasus kematian bayi yang dilaporkan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, Ali Maimun, menjelaskan bahwa mayoritas kematian bayi terjadi pada masa neonatal, yaitu usia 0-7 hari setelah kelahiran. Masa ini merupakan periode paling rentan, dan kematian neonatal umumnya berkaitan erat dengan kondisi kesehatan ibu selama masa kehamilan.
"Kami menemukan banyak ibu hamil yang memiliki risiko tinggi, seperti mengidap penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes, serta masalah kekurangan gizi. Kondisi tersebut berdampak langsung pada kesehatan bayi yang dilahirkan,” kata Ali saat di temui tim pemberitaan Kominfo di ruang kerjanya. Selasa, (29/07/2025).
Penyebab utama kematian bayi pada masa neonatal di Demak antara lain adalah asfiksia di mana bayi lahir dalam kondisi tidak menangis, serta berat badan lahir rendah (BBLR), yaitu bayi lahir dengan berat kurang dari 2,5 kilogram. Keduanya merupakan indikator serius bahwa bayi tidak dalam kondisi sehat sejak lahir.
"Bayi sehat biasanya lahir dengan berat badan antara 2,5 kg hingga 3 kg dan langsung menangis kencang. Jika tidak, ini bisa menjadi pertanda adanya gangguan, dan banyak dari kasus kematian disebabkan oleh faktor ini,” jelas Ali Maimun.
Dari pemetaan yang dilakukan Dinas Kesehatan, kematian bayi ini terjadi hampir merata di seluruh wilayah Kabupaten Demak, yang terdiri dari 14 kecamatan. Fenomena meningkatnya angka kematian bayi juga tercatat secara nasional dan di Provinsi Jawa Tengah.
"Sebagai langkah antisipatif, Dinas Kesehatan Demak terus mengintensifkan edukasi dan pemantauan terhadap ibu hamil, terutama yang memiliki risiko tinggi. Pemeriksaan kehamilan secara rutin, asupan gizi yang cukup, dan deteksi dini terhadap penyakit kronis menjadi bagian penting dari upaya menurunkan angka kematian bayi," tutupnya. (Red-kmf/apj).