DEMAK - Negara harus bijak untuk menyikapi rokok, jika dilihat dari segi kesehatan rokok memang tidak ada manfaatnya. Di sisi lain masyarakat masih banyak yang menggantungkan hidupnya dari rokok, cukai  tembakau juga menjadi salah satu pendapatan terbesar yang diperoleh negara. Banyak prestasi dari atlet indonesia yang disupport oleh rokok Hal ini menjadi simalakama tersendiri bagi sebuah negara. 
 
Itu Topik Bincang pagi di studio RSKW 104.8 FM ,
 bersama narasumber Roy Suryo pakar telematika dan Gunawan Witjaksana akademisi pakar komunikasi serta host Jayanto Arus Adi dari dewan pers ,Jum’at (10/09/21)

Dalam kesempatan bincang pagi itu mengangkat tema ‘Rokok Membunuhmu, Kontroversi Setengah Mati’ 

Menurut Roy Suryo solusi terkait bahaya rokok untuk kesehatan ini harus mengurangi kandungan TAR yang ada di dalam rokok. 

“Memperhatikan sisi medisnya merokok tidak baik bagi kesehatan namun dapat diberikan solusi yang bisa dilakukan misalnya dengan mengurangi kandungan TAR (Total Aerosol Residu) yang mengakibatkan kerusakan pada organ tubuh, atau dapat juga dengan mengurangi kandungan gula yang kurang begitu baik bagi penderita diabetes" Kata mantan Menpora tersebut. 

"Namun produsen rokok juga dapat meningkatkan CSR (Corporate Social Responsibility) atau tanggung jawab sosial yang manfaatnya dapat dinikmati oleh masyarakat” tambahnya

Sementara Gunawan Witjaksana menyampaikan bahwa industri iklan rokok yang manipulative ini menyebabkan jumlah perokok meningkat.
“Berkembangnya industri rokok yang disertai dengan adanya iklan rokok yang manipulatif menjadikan jumlah perokok juga meningkat. Adanya statement salah yang berkembang di masyarakat yang menyatakan bahwa 'merokok adalah jantan' juga memengaruhi jumlah perokok yang semakin tinggi” terang Gunawan. 

Adanya bantuan beasiswa dari pihak pabrik rokok ternama ini juga merupakan manfaat yang sangat baik untuk warga negara indonesia. 
“Sebagian para atlet olahraga di indonesia ini juga dapat dukungan dari rokok, sehingga mereka yang berjuang sampai mendapatkan emas ini di dukung dengan adanya iklan rokok” imbuhnya

“Ini menjadikan dilema, karena negara perlu penghasilan bagi negara dan adanya masalah yaitu dari sisi kesehatan. Negara perlu pemasukan, tapi tetap sehat” tutupnya. (Kominfo/Put).