Demak - Dalam rangka menyemarakkan bulan bakti Pancasila dan mendukung pelaksanaan pemilu serentak Tahun 2024 yang damai, Kementrian Dalam Negeri RI Jenderal Politik Dan Pemerintahan Umum menggelar Webinar Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Mendukung Pelaksanaan Pemilu Serentak Damai Tahun 2024, Selasa (07/06/22).

Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid melalui zoom meeting dari Ditjen Polpum Kementrian Dalam Negeri diikuti  Kesbangpol Provinsi Kabupaten/Kota, Tenaga Pendidik, Tenaga Pengajar, Pers, Dinkominfo Provinsi Kabupaten/Kota, Biro Humas Provinsi Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Provinsi Kabupaten/Kota serta menghadirkan tiga narasumber yakni Deputi Bidang Dukungan Teknis KPU RI Eberta Kawima, Dir. Cegah BNPT RI Ahmad Nurwahid, dan Ketua Yayasan Merah Putih Yohana Elizabeth H.

Deputi Bidang Dukungan Teknis KPU RI, Eberta Kawima menyampaikan, bahwa pemilu yang dilakukan wajib dan relevan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Karena Pancasila harus sebagai sendi-sendi pelaksanaan Negara termasuk pada proses pemilu. 

Eberta menjelaskan internalisasi nilai-nilai Pancasila yang mendukung suksesnya penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan di Indonesia terdapat beberapa hal yakni pertama, perilaku inklusif seperti tidak melihat dirinya atau kelompoknya melebihi orang lain, toleransi terhadap sesama dan menghormati sesama pemilih.  Kedua Bersifat Pluralistik yaitu saling menghargai, menyayangi, dan toleransi ditengah keragaman budaya, ras, adat istiadat, bahasa dan agama yang beragam.

Ketiga, musyawarah mufakat , disini segala macam perbedaan direntangkan untuk mencapai satu kepentingan. Semua gagasan yang muncul akan diakomodasi dalam kesepakatan bersama seperti halnya kesepakatan yang muncul terkait Pemilu dari DPR, Pemerintah dan KPU untuk tahapan penyelenggaraan.

“Yang keempat yaitu persatuan kesatuan bangsa. Disini pemilu menjadi sarana pemersatu dan modal bangsa untuk saling bekerjasama rakyat, lembang dan lainnya untuk perbaikan kehidupan bangsa. Pemilu yang sukses akan melahirkan pimpinan yang berkualitas,” kata Eberta.

“Pemilu salah satu cara melegalkan konflik. Semoga pemilu tahun 2024 tidak terjadi konflik, meskipun potensi konflik ada, karena pemilu sendiri melegalisasi konflik,” terangnya.
Kepada masyarakat di Provinsi dan Kabupaten/Kota, lanjutnya, untuk bahu membahu dan kerja sama dalam rangka pendewasaan dan budaya politik yang berpancasila.

“Perlu diketahui tugas menyukseskan pemilu ini merupakan tugas kita semua. Kita pasti nya berharap dari pemilu ini akan menghasilkan pimpinan yang berkualitas,”pungkasnya. (kominfo/ist)