Pemkab Demak Dorong Potensi Desa dengan Program Satu Desa Satu Produk
Demak - Pemerintah Kabupaten Demak, menyatakan komitmennya untuk mengembangkan potensi ekonomi lokal melalui program "Satu Desa Satu Produk" (One Village One Product/OVOP).
Program ini bertujuan untuk mendorong produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di setiap desa agar memiliki produk khas yang bisa diunggulkan.
Sekretaris Daerah Kabupaten Demak, Akhmad Sugiharto, menegaskan bahwa dukungan dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) terkait sudah mulai terlihat melalui berbagai inisiatif pelatihan dan pendampingan bagi masyarakat desa.
"Dari sejumlah OPD terkait memang sudah mendukung program OVOP melalui berbagai kegiatan seperti pelatihan membuat kerajinan hingga pengemasannya," kata Sekda saat di konfirmasi ulang. Selasa, (21/5/2024).
Beberapa desa di Kabupaten Demak telah menunjukkan potensi besar dalam menghasilkan produk khas. Di antaranya adalah batik tulis dan batik lukis khas Demak, pengasapan ikan, kerajinan enceng gondok, kaligrafi, olahan buah mangrove, rebana, jambu, dan masih banyak lagi. Produk-produk ini memiliki potensi besar untuk menjadi identitas unik desa-desa tersebut.
Dalam rapat koordinasi dengan kepala desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Akhmad menekankan pentingnya peran pemerintah desa dalam mendukung dan merealisasikan program OVOP. $elain bisa meningkatkan roda perekonomian masyarakat, tentunya bisa menjadi bagian dari upaya pemberdayaan UMKM lokal menjadi lebih berdaya saing.
"Dengan program OVOP, Pemkab Demak berharap setiap desa di wilayahnya dapat memiliki produk unggulan yang tidak hanya meningkatkan perekonomian lokal, tetapi juga memperkuat identitas budaya dan kemandirian ekonomi desa. Program ini diharapkan mampu memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat Kabupaten Demak," tutupnya.
Sumartiningsih, seorang perajin produk berbahan baku enceng gondok dari Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, merasakan langsung manfaat dari program ini. Berkat pelatihan yang diselenggarakan Pemkab Demak, ia mampu membuat berbagai produk dari enceng gondok dan memasarkannya.
"Jenis pelatihan yang diikuti, yakni mulai dari pelatihan pemasaran, kemasan, hingga pernah diajak studi banding," katanya.
Produk enceng gondok yang dihasilkan oleh Sumartiningsih termasuk tas, tempat tisu, vas bunga, gantungan kunci, sandal, dan baki untuk buah-buahan. Harga jual produk bervariasi dari yang termurah Rp. 5.000 hingga yang paling mahal seharga Rp. 800 ribu.
Meskipun demikian, Sumartiningsih menyadari bahwa pengembangan usaha masih memerlukan dukungan lebih lanjut, baik dalam hal tenaga kerja maupun bahan baku, yang sebagian masih harus didatangkan dari Semarang.
"Agar menjadi produk andalan di desa, tentunya membutuhkan dukungan untuk mengembangkan usahanya agar lebih maju, baik tenaga kerja maupun bahan bakunya," tutupnya. (Kominfo/Apj).