DEMAK – Berdasarkan hasil riset dinas kesehatan kabupaten demak, balita yang mengalami kondisi sangat pendek dan waspada akan terjadi stunting masih cukup tinggi, mencapai 4,757 atau 4,84 persen per februari 2021.

Untuk itu dinas kesehatan kabupaten demak menggelar rakor promosi dan pemberdayaan dalam pencegahan penanganan stunting,kegiatan dilaksanakan aula PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) kabupaten demak yang dihadiri oleh kader posyandu remaja dan guru UKS/M, PAUD, TK atau RA. Selasa,(07/09/21).

Kasie promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Watjiko saat membuka acara menyampaikan tujuan dari kegiatan tersebut untuk meningkatkan kesadaran masyarakat melalui para kader posyandu remaja dalam penceghan stunting.

“Untuk dapat memperhatikan pola asuh, kesehatan lingkungan dan sanitasi, serta memperhatikan asupan gizi terutama pada masa seribu (1000) hari pertama kehidupan (HPK)”

Sedangkan narasumber Indiana Lutfiana dalam materinya menyampaikan , tujuan dilaksanakannya pemberdayaan dalam pencegahan penanganan stunting adalah untuk mengkoordinasikan kepada kader posyandu remaja dan guru UKS/M, PAUD, TK/RA agar bisa disosialisasikan kembali kepada kalangan remaja di wilayah masing-masing, dan anak didik di sekolah masing-masing.

“Stunting adalah masalah bersama,jadi harus diselesaikan secara gotong-royong ,melalui komunikasi dan promosi harus dilakukan secara masif ,bertahap, berjenjang, dan secara continue ,dan upaya ini harus dilaksanakan seluruh lapisan masyarakat sehingga kedepannya kabupaten demak bisa menjadi kabupaten bebas stunting” Jelasnya.

Meskipun kabupaten demak berstatus level 2 , kegiatan dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan seperti cek suhu tubuh peserta, memakai masker dan menjaga jarak. (Kominfo/Rd/Put).