Demak – Pola asuh yang salah disinyalir menjadi salah satu penyebab stunting di Kabupaten Demak. Hal ini disampaikan Wakil Bupati Demak Ali Makhsun selaku Ketua Tim Penurunan Percepatan Stunting (TPPS) Kabupaten Demak saat talkshow di Radio Suara Kota Wali 104.8 FM, Senin (22/07/24).

Menurutnya, sebagian balita yang menderita stunting berasal dari keluarga yang dikategorikan mampu. ”Setelah dilakukan pendampingan oleh tim pendamping, ditemukan suspek stunting itu berasal dari keluarga berada,”kata Ali.

Asumsi masyarakat pada umumnya, kasus stunting terjadi karena kekurangan gizi akibat ketidakmampuan membeli bahan pangan. Namun kenyataannya tidak selalu begitu. Banyak balita stunting bukan karena orang tuanya tidak mampu yang menyebabkan kekurangan gizi, namun karena faktor pola asuh yang tidak tepat.

”Kadang-kadang anak dikasih makan tidak mau (makanan bergizi), akhirnya di kasihlah makanan bermicin agar anaknya mau makan. Hal seperti inilah yang memicu kekurangan gizi kronis sehingga berdampak stunting,”tambah Ali.

Ali menjelaskan, dampak stunting terhadap kesehatan anak dapat mempengaruhi dari ia kecil hingga dewasa. Dalam jangka pendek, stunting pada anak menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolisme tubuh, dan pertumbuhan fisik. Dan dampak jangka panjangnya membuat anak lebih rentan terhadap penyakit tidak menular saat dewasa nanti seperti Penyakit tidak menular tersebut antara lain obesitas, penyakit jantung, dan hipertensi.

Lanjutnya, ada upaya pemerintah mencegah stunting dari sejak pranikah yaitu dengan pendampingan/pemantauan menggunakan Aplikasi Elsimil yaitu aplikasi yang digunakan untuk menekan angka stunting. Aplikasi ini ditujukan kepada calon pengantin, pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan, dan balita.

”Jadi tidak hanya terbatas untuk orang yang mau menikah. Untuk Kabupaten Demak sudah ada MOU antara Pemkab dengan Kemenag untuk catin (calon pengantin) harus mendaftar pada eksimil. Sosialisasi ke catin terus dilakukan bahkan Kabupaten Demak sudah MOU dengan kemenag,”pungkasnya. (kominfo/ist)