Tradisi Guyangan Untuk Keselamatan Dan Kelancaran Prosesi Prajurit Patang Puluhan
Demak – Ritual tradisi Guyangan atau mensucikan (ngadusi red bahasa jawa) merupakan tradisi rutin yang telah di lakukkan di saat menjelang prosesi iring-iringan prajurit patangpuluhan. Yang biasanya di lakukan di setiap puncak acara Grebeg besar Demak pada tanggal 10 Dzulhijjah.
Ritual ini bertujuan untuk mensucikan atau membersihkan properti yang akan di gunakan dalam kegiatan budaya iring-iringan pengawal minyak jamas. Agar mendapatkan kelancaran, keselamatan dan tidak mengalami kendala apapun.
Seperti halnya yang di lakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Demak menyelenggarakan Guyangan pada kereta kencana yang akan di naiki oleh Adipati Bintoro (Bupati Demak dan pejabat lainnya).
Selain kereta kencana dimandikan pula perlengkapan pusaka para prajurit yang akan mengawal minyak jamas.
Widodo sebagai pimpinan ritual Guyangan menyampaikan, tradisi Guyangan ini biasanya di lakukan di lapangan terbuka misalnya di alun-alun dan sebagainya. Dan ritual ini biasanya di lakukan sebelum pelaksanaan prosesi dan sesudahnya.
“Namun kali ini lokasi di alun-alun tidak bisa di pakai karena suatu hal, sehingga di laksanakan di halaman Kantor Dinas Pariwisata.” Kata Widodo seusai pelaksanaan Guyangan, Kamis, (7/7/22).
“Guyangan ini merupakan pembersihan atau pensucian benda-benda sakral seperti pusaka, kereta, dan lain sebagainya.” Jelasnya.
Di tambahkan Widodo bahwa dalam proses Guyangan juga di sediakan ubo rampe atau perlengkapan ritual, seperti jajanan pasar, buah-buahan hasil bumi, bubur tujuh jenis, kemudian ingkung, tumpeng, dan di sediakan bunga tujuh rupa untuk di campurkan di air sebagai sarana membasuh benda – benda tersebut.
Melalui Guyangan ini di harapkan seluruh prosesi pemberangkatan minyak jamas, dan iringan prajurit patangpuluhan dari pendopo Kabupaten menuju Kadilangu dapat berjalan lancar tanpa halangan sedikitpun. (Kominfo/Apj-Rd)