DEMAK - Wakil Bupati Demak Ali Makhsun mengikuti acara Webinar SAMPAN DIGIFEST (Sapta Mitra Pantura Digital Festival), dari ruang command center, Kamis (2/8/21). Turut hadir mengikuti Plt Ass 3 Haris WR, beberapa OPD terkait yakni dari kepala dindagkop UKM Iskandar Zulkarnaen, kabag perekonomian Arief Sudaryanto dan perwakilan dari dinparta Ardhito Pratomo. Acara bertemakan 'Pemberdayaan Ekonomi Syariah Daerah Berbasis Digital'. 

Sementara via daring di ikuti oleh kepala dan perwakilan BI, seluruh wali kota, narasumber dan semua anggota yang terlibat dalam acara sampan digifest. 

Acara  dilanjutkan dengan arahan terkait webinar road to fesyar dari Kepala perwakilan bank Indonesia Muhammad Firdaus Mutaqqin. 

"Sesuai dengan tema pemberdayaan ekonomi syariah daerah berbasis digital maka besar harapan kami agar acara ini dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat dan umkm" Katanya. 

"Kita harus mampu survive harus mampu bertahan dan beradaptasi dengan media digital ini, insyallah dengan adanya media digital dapat menjadi solusi, elemen penting dalam kita bekerja, dalam sekolah dan bertransaksi bisnis. Insyallah BI selalu berkomitmen istiqomah hadir untuk membantu UMKM ini" Jelasnya. 

Sementara Ludy Arlianto perwakilan kepala kantor wilayah jawa tengah sebagai narasumber menyampaikan paparan terkait pertumbuhan industri keuangan syariah di masa pandemi ini. 

"Pertumbuhan industri keuangan syariah di masa pandemi covid cukup menggembirakan, asset keuangan syariah indonesia mampu tumbuh 22,71% dengan nominal Rp. 1.801,40 triliun di tahun 2020 bahkan marketing share terhadap keuangan nasional mencapai 9,95%"

"Mendorong pertumbuhan infrastruktur lainya dengan berbasis syariah, inovasi keuangan digital serta kita fokuskan untuk membantu umkm" Jelasnya. 

Selanjutnya dijelaskan bahwa Faktor penggerak pertumbuhan keuangan syariah di daerah salah satunya di topang oleh umkm. Kontribusi umkm terhadap PDB (produk domestik bruto) 57,8% , serta 97% kontribusi umkm terhadap lapangan kerja. 

UMKM memiliki beberapa keterbatasan meliputi akses produk atau layanan keuangan sekitar 74% dari umkm belum memiliki akses pada produk atau layanan keuangan formal untuk membiayai usahanya, akses pemasaran 15-20% pasar umkm berpindah online pada masa pandemi.  Kemudian disinggung pula masih banyak produk belum  mempunyai akses perijinan SIUP, BPOM, dan sertifikasi halal. 

Maka di perlukan Strategi umkm di masa pandemi di antaranya adalah digitalisasi, memperluas akses pemasaran, memperluas akses produk atau layanan, pembelajaran mandiri (self learning) untuk pengembangan usaha secara berkelanjutan.  Mayoritas umkm sebanyak 82.9% mengalami dampak negatif dari pandemi dan hanya sebagian kecil 5,9% dari pelaku yang justru mengalami dampak positif. (Kominfo/Put).