Kontur Tanah Muda dan Kawasan Industri, Penyebab Penurunan Tanah di Demak

Demak – Setiap tahunnya tanah di wilayah pesisir pantura salah satunya di pesisir Kecamatan Sayung mengalami penurunan sekitar 4 hingga 12 cm. Hal ini dinyatakan pada rapat konsorsium pada Bulan Juni 2021 dengan Undip, Geologi Bandung, Wetlands dari Belanda, ESDM Provinsi dan berbagai universitas lainnya. Kata Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Demak, Arso Budiyatno.

Arso  mengatakan rapat konsorsium tersebut membahas terkait land subsidence di Wilayah pantura khususnya di wilayah Demak, Semarang. Dalam rapat disimpulkan land subsidence di wilayah Demak merupakan satu-kesatuan dengan wilayah yang ada di Semarang dan banyak faktor yang diindikasi menjadi penyebab.

Faktor-faktor tersebut diantaranya di daerah Sayung memiliki kontur tanah yang relative muda. “Jadi dibanding dengan daratan-daratan yang lain ini memang usianya diperhitungkan memang paling muda. Jadi memang kekuatan untuk menahan beban yang ada di atasnya memang relatif berbeda kekuatannya”, ujarnya.

Penyebab kedua, Arso menyebut indikasi pengambilan air tanah di wilayah Sayung secara berlebihan. Baik pengambilan air tanah dari warga maupun industri yang ada di wilayah tersebut.

“Pengambilan air tanah yang berlebihan di zona Sayung dan Semarang Utara. Sumur sumur bor, dan juga pabrik pabrik yang ada di wilayah Sayung. Sayung juga termasuk zona industri juga. Diakui atau tidak banyak masyarakat yang mengebor tanpa laporan,” terangnya.

Dijelaskana Arso, kontur geologi Demak dan Semarang merupakan satu-kesatuan, artinya pengambilan air tanah secara berlebih di Demak akan berpengaruh pada penurunan permukaan tanah di Semarang juga, begitupun sebaliknya.

“Ada sekitar 30 sampai 40 pabrik yang ada diwilayah Sayung, selain itu di wilayah Semarang Utara juga ada puluhan pabrik yang dulunya banyak pengambilan sumur artetis. Jadi memang ini menyatu, penurunan tanah tidak serta merta di Demak patah terus turun, tapi di wilayah sekitarnya juga turun, karena memang cekungan airnya satu wilayah cekungan”, ujarnya.

 “Yang terutama ambles itu masih di wilayah pesisir, terutama Kecamatan Sayung. Kalau di daerah Bonang belum tapi air robnya yang naik,” sambung Arso.

Lebih lanjut Arso menambahkan, “Pelabuhan Tanjung Emas dulunya juga melakukan pengeboran sumur untuk mengambil air tanah mencukupi kebutuhan kapal-kapal besar. Hal tersebut juga menjadi salah satu faktor terjadinya penurunan muka tanah”,pungkasnya. (kominfo/ist)

Tags demak

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN DEMAK
Alamat : Jl. Sultan Hadiwijaya No. 4 Demak 59515
Telephon : 0291 – 685790
Email : dinkominfo@demakkab.go.id

pse

LOKASI

Statistik Kunjungan

Sedang Online : 13
Kunjungan Hari Ini : 996
Kunjungan Bulan Ini : 16419
Kunjungan Tahun Ini : 360032

Ikuti Kami