Olahan Bawang Goreng, Solusi Tingginya Nilai Ekonomis Bawang Merah
Demak – Perempuan asal Desa Ngelowetan Kecamatan Mijen, Afryda Afryana (24) merupakan penggerak rumah baca bernama Griya Baca. Pida saapaan akrabnya mengatakan, pembentukan Griya Baca ini bertujuan untuk menyediakan dan mengupayakan ketersediaan akses informasi yang mendukung proses belajar mengajar.
“Griya Baca juga sebagai sebagai media informasi, media belajar serta hiburan bagi anak-anak maupun warga desa setempat. Dengan ini harapkan minat baca anak-anak dan warga semakin meningkat, dan membaca akan membudaya di kalangan masyarakat,” kata Pida.
Menurutnya, jika minat baca masyarakat tinggi akan tercipta masyarakat yang cerdas dan permsalahan yang berkemungkinan terjadi di masayarakat akan dapat diminimalisir.
“Saya bersama teman karang taruna Loka Jaya setiap minggu secara bergilir rumah baca hadir di tiap dukuh di Desa Ngelowetan. Dengan menempati serambi masjid,”katanya.
Perempuan yang dikenal aktif dalam organisai tersebut, juga menjabat sebagai Sekretaris Karang Taruna Desa Ngelowetan. “Awalnya saya melihat organisasi pemuda di desa ini tidak berjalan. Padalah banyak remaja dan kawula muda yang berbakat dan memiliki kapasitas yang bagus namun hanya sibuk dengan urusan sendiri-sendiri. Karena itu saya tergerak untuk mengajak mereka menghidupkan organisasi karang taruna di desa ini,”ungkapnya.
Selain itu, Pida juga menginisiasi pengolahan bawang merah yang diproduksi menjadi bawang goreng. “Saya melihat hasil produk bawang merah disini tinggi namun harga jualnya rendah. Akhirnya saya mencari solusi agar nilai ekonomis bawang merah tinggi, dan masa simpannya lebih tahan lama, dengan mengolahnya menjadi bawang goreng, tentunya saya juga mengajak anggota Loka Jaya untuk merealisasikannya.”
Semoga dengan upaya tersebut, lanjutnya, usaha ini tidak hanya dikerjakan oleh organisasi karang taruna saja, namun masing-masing personil juga dapat membuka usaha sendiri sehingga akan lahir pengusaha snack bawang merah di Desa Ngelowetan.
Tak hanya itu, Pida juga berharap kedepan petani juga memiliki pemikiran untuk tidak hanya bergelut pada ranah on farm saja, tetapi juga mampu menuju off farm, terutama pasca panen dan pengolahannya.
“sehingga permasalahan lesunya aspek kehidupan dan perekonomian karena rendahnya nilai ekonomis hasil panen bawang merah tidak terjadi lagi,”pungkasnya. (kominfo/ist)