Cara Pengendalian OPT Utama Pada Tanaman Padi dan Hortikultura
Demak - Organisme pengganggu tumbuhan (OPT) merupakan resiko yang harus di hadapi dan diperhitungkan dalam setiap usaha budidaya tanaman untuk meningkatkan produksi yang sesuai dengan harapan petani, pelaku usaha dan masyarakat. .
Hal tersebut diungkapkan oleh Heri Wuryanta Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura saat bincang pagi bersama di studio RSKW 104.8 FM, yang mengangkat tema 'Pengendalian OPT Tanaman Pangan dan Hortikultura,' Rabu, (8/3/23). Hadir pula dalam kesempatan tersebut Mundi Marsono selaku Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT).
"Oleh karena itu mengenal dan memahami OPT utama pada suatu tanaman menjadi sangat penting, agar dapat melakukan langkah - langkah pengendalian OPT dengan tepat dan berhasil guna dalam menjaga kuantitas dan kualitas produksi," kata Heri Wuryanta.
Dalam kesempatan tersebut Heri menyebutkan bahwa penggunaan Biosaka mempunyai banyak manfaat yang dapat berfungsi untuk memperbaiki sel-sel tanamantanaman di bandingkan dengan pestisida.
"Manfaat biosaka sangat luar biasa, yaitu efisiensi biaya usaha tani, kemudian meminimalisir serangan hama dan penyakit, serta meningkatkan produksi. Biosaka ini bukan pupuk, bukan pengganri pupuk, tetapi berfungsi memperbaiki tanaman, sel - sel tanaman, memperbaiki lahan dan ekosistemnya," terangnya.
Adapun Organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau Hama dan penyakit yakni Hama Tanaman Padi yang meliputi penggerek batang padi, ganjur (Hama pentil), wareng batang coklat (WBC), Tikus, Ulat Grayak, Hama Putih, Hama putih palsu (HPP), walang snagit dan lainnya. Kemudian untuk penyakit hama tanaman padi yakni tungro, blas, kresek (HBD), hawar pelepah, busuk pelepah, kerdi hampa, kerdil rumput.
Sementara untuk hama Hortikultura Bawang Merah, Cabai dan Jambu Air yakni lalat buah yang biasanya di buah jambu dan cabe, kemudian ukat grayak, trips sp, penggorok daun, kutu - kutuan seperti bemisia, aphis sp dan tungau, kemudian juga ada ulat daun dan lainnya.
Dalam kesempatan tersebut Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Mundi Marsono menjelaskan terkait prinsip penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) .
"Ada empat prinsip yang digunakan dalam PHT yang pertama budidaya tanaman sehat. Tanaman yang sehat mempunyai ketahanan ekologis yang tinggi terhadap gangguan OPT. Sehingga dengan budidaya tanaman sehat ini tujuan akhirnya yang ingin di capai adalah tingkat produksi yang optimal dan aman dari gangguan OPT," Kata Mundi Marsono.
Kedua, pelestarian musuh alamai. Musuh alami merupakan faktor yang penting pengendali OPT untuk dilestarikan dan di kelola agar mampu berperan secara maksimal dalam pengaturan populaai OPT di alam.
Selanjutnya, ketiga pengamatan secara teratur, pengamatan ekosistem pertanaman yang teratur dan secara rutin oleh petani merupakan dasar analisis untuk pengambilan keputusan dan melakukan tindakan yang diperlukan.
"Prinsip berikutnya yakni petani sebagai ahli PHT, sehingga petani sebagai pengambil keputusan di lahannya sendiri, hendaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menganalisa ekosistem serta mampu menetapkan keputusan pengendalian OPT secara tepat sesuai dengan prinsip PHT," jelasnya. (Kominfo/Apj).