Kelompok Warga Berperan Peduli Terhadap Pemulihan Stigma dari ODHA
DEMAK - Berdasarkan data dari dinas kesehatan kabupaten demak tahun 2003-2020 jumlah kasus HIV/AIDS secara komulatif 589 penderita dengan 499 penderita kasus HIV, dan 90 kasus AIDS yang tersebar hampir di seluruh kecamatan yang ada di kabupaten demak.
Oleh karena itu penanganan tidak hanya dalam segi medis tetapi juga dari segi psikososial dengan pendekatan kesehatan masyarakat melalui upaya pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Stigma dan deskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) masih tetap menjadi tantangan. Karena berpotensi menghambat ODHA baik pada unit pelayanan kesehatan, tempat kerja, ditempat pelayanan public, lingkungan keluarga maupun di masyarakat umum, haruslah menjadi prioritas dan menjadi bagian integral dari upaya penanggulangan HIV/AIDS.
Hal ini disampaikan oleh Triyono Sekretaris II KPA (Komisi Penanggulangan Aids), pada acara pertemuan kelompok Warga Peduli AIDS (WPA) di Pendopo Satya Bhakti Praja Kabupaten Demak, Selasa, (12/10/21). Turut hadir Wakil Bupati Demak Ali Makhsun, Sekda Singgih Setyono selaku Ketua Pelaksana penanggulangan HIV/AIDS, Asisten I Sekda dan para Narasumber, Konselor HIV/AIDS Puskesmas Demak I,II,II dan Puskesmas Bonang I,II, Bidan Desa, Kades, beserta tamu undangan.
Dalam sambutannya Wakil Bupati mengatakan, kelompok penanggulangan AIDS dengan kelompok warga peduli berusaha lebih untuk dapat menekan stigma dan diskriminasi ODHA.
“Mudah-mudahan dengan pertemuan ini, kelompok warga peduli AIDS yang telah terbentuk menjadi kompeten. Karena kelompok ini merupakan wadah, sarana koordinasi, komunikasi dan tukar informasi baik bagi pemerintah, swasta maupun masyarakat” kata wakil bupati.
Wabup menambahkan terkait penyebaran HIV/AIDS dapat terjadi akibat pengaruh lingkungan. “Kita harus menekan penyebarannya mulai dari lingkungannya. Ada dari keluarga istrinya terkena penyakit, namun dirinya merasa bahwa dia tidak pernah melakukan hubungan bebas itu. Kemudian juga bisa dari tidak ada riwayat penyakit, namun karena suami yang terpengaruh dengan lingkungan sehingga dia melakukan hal yang tidak seharusnya dan mengakibatkan penyakit kepada istrinya,” kata wabup.
Orang yang terkena penyakit ini belum tentu juga karena berhubungan. Karena penyakit ini dari Allah. Tapi penularanya bisa melalui lainya. Maka ini harus hati-hati karena bisa dapat menyebarkan penyakit kepada orang lain atau keluarga dengan melalui cara lain, lanjut Wabup.
Sebagai Informasi Data kasus HIV/AIDS di Kecamatan Bonang Kabupaten Demak tahun 2003-2021 (Januari-Agustus) paling tinggi di desa Tlogoboyo sebanyak 8 kasus, kemudian untuk di kabupaten demak paling banyak di kelurahan Bintoro sebanyak 12 kasus. Untuk total HIV/AIDS di kecamatan Bonang sebanyak 44 kasus dan Kecamatan Demak sebanyak 68 kasus. (Kominfo/Put).