Mendulang Rupiah Dari Bisnis Hortikultura
Demak - Istilah Hortikultura berasal dari bahasa Yunani, yaitu terdiri dari kata “hortus” dan "cultura”. “Hortus” dalam bahasa Yunan memiliki arti tanaman kebun. Sedangkan “cultura" atau “colere” berarti budidaya.
"Jadi, secara sederhana pengertian hortikultura adalah budidaya tanaman kebun dengan teknik yang modern dan meliputi beberapa cakupan kerja," Kata Kartika Dwi Seksi Hortikultura Dinpertanpangan saat menjadi narasumber dalam program Talkshow bertajuk 'Mendulang Rupiah Dari Bisnis Hortikultura', di LPPL Radio Suara Kota Wali 104.8 FM. Selasa, (22/8/23).
Ditinjau dari jenisnya yang termasuk tanaman hortikultura meliputi tanaman sayur (olerikultura), tanaman buah (frutikultura), tanaman hias/bunga (forikultura) dan tanaman obat (biofarmaka)
"Sementara untuk fungsinya tanaman hortikultura dapat memenuhi kebutuhan jasmani karena dapat memberikan sumber vitamin, mineral dan protein (dari buah dan sayur), serta memenuhi kebutuhan rohani karena dapat memberikan rasa tenteram, ketenangan hidup dan estetika (tanaman hias/bunga)," jelasnya.
Sementara Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinpertanpangan, Heri Wuryanta yang turut hadir menjadi narasumber pada kegiatan tersebut menyampaikan, produk Hortikultura merupakan salah satu komoditi pertanian yang mempunyai potensi serta peluang untuk dikembangkan. Sehingga menjadi produk unggulan yang mampu meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia.
"Produk hortikultura merupakan salah satu komoditi pertanian yang mempunyai potensi serta peluang untuk dikembangkan sehingga menjadi produk unggulan yang mampu meningkatkan kesejahteraan
petani di Indonesia, baik produk hortikultura yang tergolong produk buah - buahan, sayur sayuran, obat obatan maupun tanaman hias," Kata Heri.
Produk hortikultura merupakan produk yang sangat dibutuhkan secara berkelanjutan oleh masyarakat Indonesia dan dunia.
"Jumlah penduduk Indonesia yang besar sesungguhnya merupakan peluang bagi pasar domestik yang potensial, namun pada kenyataannya belum termanfaatkan secara optimal. Tercermin masih rendahnya tingkat konsumsi produk hortikultura yang masih di bawah rekomendasi Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agricultur Organization/FAO). Secara umum sayuran dan buah-buahan merupakan
sumber berbagai vitamin, mineral, dan serat pangan," jelasnya.
Sementara Nurul Lailiah selaku pemilik usaha Agrowisata Kartini Queen desa Harjowinangun Kecamatan Dempet pada kesempatan tersebut menyampaikan, Potensi komoditas hortikultura di Kabupaten Demak baik buah maupun sayuran masih terbuka lebar.
Buah Hidroponik
Tanaman buah semusim yang biasa dikembangkan di Demak yaitu melon, semangka dan blewah. Budidaya ketiga tanaman tersebut dilakukan pada saat musim ketigo (mareng) atau peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau. Dalam perkembangannya saat ini sudah ada yang menerapkan budidaya hidroponik untuk tanaman tersebut.
"Budidaya hidroponik adalah salah satu metode dalam budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah," Jelas Laili.
Budidaya melon secara hidroponik saat ini dikembangkan di Desa Harjowinangun Kabupaten Demak. Dengan luas lahan yang digunakan total kurang lebih 400 meter persegi, terbagi dalam beberapa bangunan greenhouse. Jumlah tanaman sekitar 4.500 tanaman. Buah yang dipanen berkisar 1-1,5 Kg dengan brick kemanisan minimal 13 persen. (Kominfo/Apj).