Demak – Puskesmas Bonang 1 terpilih menjadi lokasi surveilans santinel tikus. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Demak Guvrin Heru Putranto mengatakan, hal itu sesuai dengan SK Dirjen tahun 2020 Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTVZ) bersama dengan Dinkes Provinsi, Dinkes Kabupaten/kota, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL) dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) bahwa Kabupaten Demak terpilih dari salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi di Jawa Tengah sebagai lokasi surveilans tikus.

Dijelaskan Guvrin, kegiatan ini bertujuan untuk menganalisa kepadatan tikus, mengidentifikasi spesies tikus dan habitat perkembangbiakannya, serta mendeteksi (konfirmasi) leptospira di tubuh tikus, mapping kepadatan tikus, dan index pinjal umum, Senin (29/3/21).

“Membangun surveilans sentinel tikus akan dilakukan setiap 6 bulan di 6 provinsi, yaitu provinsi yang melaporkan kasus leptospirosis dan wilayah pemantauan”,ujarnya.

Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Heri Winarno menyebutkan, sebanyak 3 desa di Kabupaten Demak terpilih menjadi lokasi surveilans sanitel tikus. Ketiga desa tersebut yakni Desa Tridonorejo, Desa Tlogoboyo dan Desa Gebang. 

Ditambahkan Heri,“kegiatannya meliputi pemasangan perangkap tikus, identifikasi dan pembedahan tikus untuk diambil specimen darah dan ginjal tikus. Selanjutnya specimen dikirim ke laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta untuk dilakukan pemeriksaan PCR”.

Sementara Kasi Pemberantasan Penyakit, Tri Handayani mengtakan, kegiatan seluruhnya dilakukan oleh petugas baik dari Puskesmas Bonang 1 maupun dari Dinas Kesehatan kabupaten Demak di bawah bimbingan langsung dari tim pusat.
Pihaknya berharap, Kabupaten Demak kedepannya dapat melakukan kegiatan tersebut secara mandiri untuk medapatkan gambaran tentang penyakit leptospirosis.

“Hasil dari kegiatan ini akan didapatkan suatu rekomendasi untuk mengendalikan penyakit leptospirosis di Kabupaten Demak,” pungkasnya. (kominfo/ist)