Sekda Demak, Kerja Sama Semua Pihak Untuk Penanganan DBD dan Leptospirosis

Demak - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Demak mengalami peningkatan signifikan di awal tahun 2025. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Demak, jumlah kasus pada Januari telah mencapai 79 kasus, hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, Ali Maimun di hadapan peserta Pertemuan Koordinasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Zoonosis Bersama Lintas Sektor dan Lintas Program, menekankan pentingnya pemberantasan nyamuk secara berkelanjutan, Senin (10/2/25).
Dirinya menyampaikan bahwa genangan air akibat musim hujan menjadi faktor utama perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan vektor penyebar DBD.
Menurut data Dinkes Demak, kasus DBD tahun 2024 mengalami lonjakan tertinggi pada Maret (78 kasus) dan Mei (55 kasus), sementara sempat menurun di Juni (13 kasus) sebelum kembali naik menjelang akhir tahun.
Meski banyak masyarakat yang meminta fogging, pihak Dinkes menyampaikan bahwa fogging bukan solusi utama karena lebih banyak mudaratnya, dari pada manfaatnya seperti gangguan saraf, gangguan pernapasan, gangguan pencernaan, gangguan kulit, keracunan insektisida, gangguan keseimbangan ekologi.
"Jika menurut kami fogging nanti memang diperlukan maka tanpa diminta kita pasti akan melakukan fogging," tambahnya
Zoonosis Leptospirosis
Sedangkan Sekda Demak, Akhmad Sugiharto, menyampaikan
Selain DBD Kabupaten Demak juga menghadapi ancaman penyakit zoonosis, khususnya leptospirosis, yang disebabkan oleh kencing tikus.
Dirinya menegaskan bahwa penanganan DBD dan leptospirosis membutuhkan kerja sama semua pihak. Ia meminta kepala desa lebih proaktif dalam menggalakkan kerja bakti di lingkungan masing-masing.
"Kesadaran masyarakat harus terus ditingkatkan. Mari bersama-sama kita aktif dalam pencegahan penyakit ini dengan menjaga kebersihan lingkungan, terutama mengelola sampah dan menghilangkan genangan air," ungkapnya.
Dinas Kesehatan dan Puskesmas juga diminta untuk melakukan sosialisasi secara masif di masyarakat dan sekolah agar kesadaran tentang pentingnya pencegahan DBD dan leptospirosis semakin meningkat.
"Saya mengajak untuk bersama sama mengambil peran dalam penanganan DBD dan leptospirosis ini. Tanpa kerja sama tidak mungkin," kata Sekda.
"Masukan kepada Dinkes dan masyarakat, semakin aktif jangan terus berhenti, terus lakukan sosialisasi termasuk di sekolah. Kemungkinan di sekolah petugas kebersihan satu dan kamar mandi banyak sehingga jarang di bersihkan. Kemudian untuk kades saya minta untuk lebih pro aktif lagi untuk menggalakkan kerja bakti," tutupnya.
(Red-kmf/ry/apj).