Tekan Angka Stunting Melalui Rembug Stunting Tingkat Kabupaten
Demak- Berdasarkan Riskesdas tahun 2018 Prevalensi stunting di Indonesia cukup tinggi sebesar 30,8 persen. Sedangkan kondisi di kabupaten Demak saat ini berdasarkan data riil hasil penimbangan serentak pada bulan Februari 2021 prevalensi stunting mencapai 4.84 persen dari jumlah data sasaran 98.208 balita. Dan ini menunjukkan terjadi penurunan dari tahun sebelumnya yakni 6.05 persen.
Hal tersebut disampaikan oleh kabid kesehatan masyarakat dinkes Demak dr Anggoro dihadapan peserta rembug stunting kabupaten Demak, Selasa ( 3/8/21) dipendopo kabupaten.
Hadir dalam acara tersebut bupati Eisti'anah, wakil bupati Ali Makhsun, sekda Singgih Setyono, kepala Bappedalitbang dan kepala Dinkes Demak. Kegiatan yang diikuti oleh kepala OPD, Camat dan Kepala Puskesmas se kabupaten Demak dengan virtual melaui Zoom meeting dan chanel youtube.
Dalam sambutan pengarahanya bupati Eisti'anah mengatakan Stunting merupakan permasalahan kesehatan nasional yang harus segera ditangani, mengingat dampak yang ditimbulkan sangat luas dan permanen.
" Terganggunya perkembangan jaringan otak anak yang stunting berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia kedepan" Jelas bupati Eisti'anah.
" Dengan adanya rembug stunting ini saya berharap ada komitmen seluruh lintas sektoral dalam perencanaan, pekaksanaan dan evaluasi penanggulangan stunting. Kepada kepala perangkat daerah saya minta dapat memfasilitasi dan melaksanakan kegiatan intervensi spesifik sesuai tupoksi masing masing, " Lanjut Bupati.
Sementara Kadinas Kesehatan Guvrin Heru Putranto dalam paparanya menyampaikan, kendala yang dihadapi salah satunya saat ini situasi pandemi covid-19 sehingga posyandu belum aktif secara optimal dan menghambat pemantauan pertumbuhan.
" Adapun penanganan stunting membutuhkan waktu lama dan perlu dukungan lintas program atau sektoral. Adapun intervensi bidang kesehatan yang telah dilakukan yakni intervensi gizi spesifik diantaranya pemberian tablet tambah darah, suplementasi vitamin A, promosi asi eksekutif, promosi makanan pendamping asi" Ungkap Guvrin Heru Putranto. ( kominfo/ rd/put)